Pages

Subscribe:

Selasa, 04 November 2014

TES_EVALUASI PEMBELAJARAN



A.           Pengertian Tes
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa perancis kuno yaitu testum dengan arti: “piring untuk menyisihkan logam-logam mulia” (maksudnya dengan mengunakan alat berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa indonesia diterjemahkan dengan “tes”, “ujian”, atau “percobaan”.
Tes adalah alat untuk memperoleh data tentang perilaku individu ( Allen dan Yen, 1979: 1). Karena itu, didlam tes terdapat sekumpulan pertanyaan yang harus dijawab atau tugas yang harus dikerjakan, yang akan memberikan informasi mengenai aspek psikologis tertentu ( sampel perilaku ) berdasarkan jawaban yang diberikan individu yang dikenai tes tersebut ( anastari, 1982:22 ). Pada buku psychological Testing, Anastari, ( 1982:22 ) menyatakan tes merupakan pengukuran yang obyektif dan standard.
Dengan demikian ada tiga hal yang penting dalam pengertian tes, pertama adalah sebutan pengukuaran. Kedua tes adalah alat untuk mengukur sampel pengetahuan atau kemampuan yang dimiliki seseorang. oleh karena itu, pemberian tes sebenarnya terbatas dari segi waktu pelaksanannya; pengetahuan dan kemampuan yang di ukur bersifat luas hampir tanpa batas, sedangkan gambaran pengetahuan dan kemampuan yang diperoleh melalui tes merupakan sampel dari semua pengetahuan dan kemampuan yang mungkin dimiliki oleh pembelajar. Ketiga, tes adalah penafsiran angka yang diperoleh untuk menentukan cukup baik atau tidaknya sseorang pembalajar dalam mencapai suatu tujuan.

B.            Bentuk-Bentuk Tes
1.    Dari segi bentuk pelaksanaannya
a.    Tes Tertulis ( paper and pencil test)
Tes tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan kertas dan pencil sebagai instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan soal atau jawaban ujian pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan tangan maupun menggunakan komputer.

b.    Tes Lisan ( oral test)
Tes lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka antara guru dan murid.

c.    Tes Perbuatan (performance test)
Tes perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam melakukan sesuatu unit kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan perbuatan peserta didik.

2.      Dari segi bentuk soal
a.    Tes Essay (uraian)
Tes Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan siswa menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa sendiri. Tes essay ini sangat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam menjelaskan atau mengungkapkan suatu pendapat dalam bahasa sendiri.

b.    Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dari berbagai macam bentuk, antara lain : Tes Betul-Salah (TrueFalse), Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice), Tes Menjodohkan (Matching), dan Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis)

3.      Dari segi fungsi tes di sekolah
a.   Tes Formatif
Evaluasi yang dilaksanakan pada setiap kali satuan program pelajaran atau subpokok bahasan dapat diselesaikan, dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah mampu menguasai (memiliki kompetensi) sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan.
Tes Formatif, yaitu tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar selama proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikan dalam tiap satuan unit pembelajaran. Manfaat tes formatif bagi peserta didik adalah untuk mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi dalam tiap unit pembelajaran, dengan tes formatif peserta didik mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya, dan Peserta didik dapat mengetahui bagian dari bahan yang mana yang belum dikuasainya.

b.      Tes Summatif
Tes sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan atau pencapaian peserta didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif dilaksanakan pada akhir semester. Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari satu unit ke unit yang berikutnya.

c.       Tes Penempatan
Tes penempatan adalah tes yang diberikan dalam rangka menentukan jurusan yang akan dimasuki peserta didik atau kelompok mana yang paling baik ditempati atau dimasuki peserta didik dalam belajar.

d.      Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mendiagosis penyebab kesulitan yang dihadapi seseorang yang mengganggu kegiatan belajarnya. Evaluasi diagnostic digunakan untuk mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan yang ada pada siswa sehingga dapat di berikan perlakuan yang tepat.

C.           Kelebihan dan Kekurangan Jenis-Jenis Tes
1.      Tes lisan
a.       Kelebihan tes lisan:
·      Lebih dapat menilai kepribadian dan isi pengetahuan seseorang karena dilakukan secara face to face
·      Jika si penjawab belum jelas, pengetes dapat mengubah pertanyaan sehingga dimengerti oleh si penjawab
·      Dari sikap dan cara menjawabnya, pengetes dapat mengetahui apa yang tersirat disamping yang tersurat
·      Pengetes dapat mengorek isi pengetahuan seseorang sampai mendetail dan dapat mengetahui bidang mana dari pengetahuan itu yang lebih dimiliki atau disenanginya
·      Untuk mengetahui kecakapan tertentu
·      Pengetes dapat langsung mengetahui hasilnya

b.    Kekurangan tes lisan:
·      Jika hubungan antara pengetes dan yang dites kurang baik, dapat mengganggu objektivitas hasil tes
·      Sifat penggugup pada yang dites dapat menggangu kelancaran jawaban yang diberikan
·      Pribadi dan sikap pengetes dan hubungannya dengan yang dites memungkinkan hasil yang kurang objektif.

2.      Tes tulisan
a.       Kelebihan tes tulisan:
·      Dapat sekaligus menilai kelompok dalam waktu yang singkat
·      Bagi si penjawab ada kebebasan memilih dan cara menjawab
·      Karena pertanyaannya sama, score dan isi pengetahuan yang dinilai tiap-tiap orang pun sama pula

b.      Kekurangan tes tulisan:
·      Mudah menimbulkan kecurangan dan kepalsuan jawaban

3.      Tes Essay
a.       Kelebihan tes essay:
·      Bagi guru, menyusun tes tersebut sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama
·      Si penjawab mempunyai kebebasan dalam menjawab dan mengeluarkan isi hati atau buah pikirannya
·      Melatih mngeluarkan buah pikiran dalam bentuk kalimat atau bahasa yang teratur
·      Lebih ekonomis, hemat karne tidak memerlukan kertas yang terlalu banyak untuk membuat soal tes

b.      Kekurangan tes essay:
·      Tidak atau kurang dapat digunakan untuk mengetes pelajaran yang scope-nya luas atau banyak sehingga kurang dapat menilai isi pengetahuan siswa yang sebenarnya
·      Kemungkinan jawaban yang heterogen sifatnya menyulitkan pengetes dalam menskornya
·      Baik buruknya tulisan dan panjang pendeknya jawaban yang tidak sama mudah menimbulkan evaluasi dan penskoran yang kurang objektif

4.      Tes objektif
a.      Kelebihan tes objektif:
·      Dapat digunakan untuk menilai bahan pelajaran yang banyak atau skope yang luas. Pelajaran yang diberikan selama satu tahun atau dua tahun dapat dites sekaligus
·      Bagi yang dites, menjawabnya dapat bebas dan terpimpin karena adanya jawaban yang tersedia
·      Dapat dinilai secara objektif karena kunci jawabannya telah tersedia
·      Memaksa siswa untuk belajar baik-baik karena sukar untuk berbuat spekulasi terhadap bagian mana dari seluruh pelajaran yang harus dipelajari

b.      Kekurangan tes ojektif:
·      Kurang memberi kesempatan untuk menyatakan isi hati atau kecakapan yang sesungguhnya karena anak tidak membuat kalimat
·      Memungkinkan anak atau si penawab berbuat coba-coba (kira-kira), untung-untungan dalam menjawabnya
·      Menyusun tes ini tidak mudah, memrlukan ketelitian dan waktu yang agak lama
·      Kurang ekonomis karena memakan biaya dan kertas yang banyak
·         Untuk menilai hasil-hasil tes objektif biasanya dilakukan penskoran secara statistik.

D.           Persyarat Tes
Langkah pertama yang perlu ditempuh guru dalam menilai prestasi belajar siswa adalah menyusun alat evaluasi(test instrument) yang sesuai dengan kebutuhan, dalam artian tidak menyimpang dari indicator dan jenis prestasi yang diharapkan.
Sebuah instrumen evaluasi hasil belajar hendaknya memenuhi syarat sebelum di gunakan untuk mengevaluasi atau mengadakan penilaian agar terhindar dari kesalahan dan hasil yang tidak valid (tidak sesuai kenyataan sebenarnya).
Penilaian yang akan dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau kriteria sebagai berikut: Mempunyai reliabilitas, Memiliki validitas, Kepraktisan, dan Objektivitas.

1.             Reliabilitas
Secara sederhana, reliabilitas (reliability) berarti hal tahan uji atau dapat dipercaya.Sebuah alat evaluasi dipandang reliable atau tahan uji apabila memiliki konsistensi. Artinya, suatu tes dikatakan relliabel jika tes itu diberikan berulang-ulang memberikan hasil yang sama.

2.             Validitas
Validitas berarti keabsahan atau kebenaran. Suatu tes dikatakan valid bila tes  itu isinya dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, artinya alat ukur yang digunakan tepat.

3.             Praktis
Sebuah intrumen evaluasi dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila bersifat praktis mudah pengadministrasiannya dan memiliki ciri : Mudah dilaksanakan, tidak menuntut peralatan  yang banyak dan memberi kebebasan kepada audience mengerjakan yang dianggap mudah terlebih dahulu. Mudah pemeriksaannya artinya dilengkapi pedoman skoring, kunci jawaban. Dilengkapi petunjuk yang jelas sehingga dapat di laksanakan oleh orang lain.

4.             Objectivitas
Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi, terutama sistem skoringnya. Guru harus menilai siswa dengan kriteria yang sama bagi setiap pekerjaan tanpa membeda-bedakan si A atau si B.

0 komentar:

Posting Komentar